Memberi, adalah kata yang mudah diucapkan tetapi seringkali susah untuk dilakukan. Dalil matematika manapun akan mengatakan bahwa untuk memperbanyak apa yang anda miliki adalah dengan cara menambahnya, bukan menguranginya, apalagi memberikannya kepada orang lain. Semakin banyak anda memberikan kepada orang lain, maka semakin habislah apa yang anda miliki. Benarkah demikian?
KISAH NYATA
Ane kerja 8 jam sehari, namun hari ini ane lagi berhemat dikarenakan keterbatasan biaya , namun tidak apa-apa, ane yakin Allah itu maha adil, sesaat setelah sholat jum'at ane liet kakek kakek uda tua kasian, karena di saku ane ada rp 500 2 keping (karena hanya itu yang tersisa disaku ane) .ane kasihin aja duit itu ke kakeknya, sebenernya itu duit buat ane beli pengganjal perut, namun ane yakin Allah itu maha adil, sejam setelahnya, ane mulai merasa perut mulai mengisyaratkan genderang , ane kluar ke halaman belakang kantor, dan kemudian Allah menunjukan kuasanya "ada seorang bapak-bapak' ngasih makanan ke ane, betapa Allah itu sungguh adil
Tulus
Alam semesta memiliki rumus tersendiri yang tidak bisa dinalar oleh pikiran manusia. Lao Tze dengan ajaran Tao nya mengatakan bahwa anda tidak bisa mengisi sebuah mangkuk dengan air jika anda tidak mengosongkannya terlebih dahulu. Makna yang tersirat adalah bahwa apa yang anda dapatkan bukan semata-mata karena usaha anda sendiri, namun ada campur tangan Tuhan disitu. Oleh karenanya, apa yang telah anda peroleh dengan cuma-cuma, berikanlah juga untuk orang lain secara cuma-cuma. Dengan demikian ‘mangkuk’ anda akan selalu dipenuhi-Nya. Tetapi, perlu diingat bahwa rumus tersebut baru akan bekerja jika ada ketulusan didalamnya. Artinya, jika anda melakukannya dengan mengharapkan balasan, itu masuk dalam kategori investasi. Dengan demikian rumus rejeki diatas tidak akan berhasil
memberi dalam berbagai bentuk
Yang dimaksud memberi tidaklah harus berupa uang, namun apapun yang dapat anda lakukan untuk membantu orang lain. Saya pernah bertemu dengan seorang pemilik salon kecantikan di daerah Jakarta Selatan. Dia termasuk pengusaha sukses di bidangnya. Salonnya begitu megah dan tak pernah sepi dikunjungi orang. Melihat penampilan dan mobil yang dikendarainya, setiap orang bisa langsung mengetahui bahwa dia orang yang berduit. Siapa yang menyangka dibalik kemewahan dan kesuksesannya, dia memiliki satu kegiatan sosial yang rutin dilakukannya. Sebulan sekali, dia akan mengunjungi panti asuhan untuk memotong rambut anak-anak yang ada disitu tanpa dipungut biaya dan dia melakukannya dengan senang hati dan benar-benar menikmatinya. Sangat mengagumkan mengetahui bahwa ketika anda mendayagunakan diri anda untuk orang lain dengan tulus, maka hidup anda tidak akan pernah terlantar dan kekurangan..
Alhamdulillah, sekian dan terima kasih semoga menjadi inspirasi anda 'tulus dan ikhlas untuk memberi'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar