Jumat, 09 Maret 2012

Tahun 2004 Lalu, Bumi Hampir Kiamat!


“Sebuah lontaran energi sinar gamma (gamma-ray burst) menghantam bumi selama 0,2 detik.”
Tepatnya pada tanggal 27 Desember 2004, mendadak sebuah lontaran energi besar tak kasat mata alias tak terlihat telah menghantam Bumi dengan tiba-tiba.
Energi kuat itu diperkirakan berasal dari jarak yang cukup jauh, yakni dari konstelasi Sagitarius yang jaraknya mencapai sekitar 50 ribu tahun cahaya atau kurang lebih 473 ribu triliun kilometer!
gamma-ray burst (daviddarling.info)
Ledakan dan hantaman sinar gamma ini pertamakali terdeteksi oleh satelit Swift milik NASA.
Adapun bagi astronom, pengamatan terhadap kejadian tersebut memberikan contoh paling detail dari lontaran energi yang pernah terekam sepanjang sejarah.
Meski lontaran energi itu hanya menyerang selama sekitar 0,2 detik saja, tetapi energi itu sama banyaknya dengan energi sinar matahari yang menyinari Bumi hingga 500 ribu tahun lamanya!
Akibat hantaman energi sinar gamma yang dahsyat tersebut, banyak satelit elektronik yang mengorbit Bumi pada saat itu mengalami kerusakan. Atmosfir teratas Bumi juga mengalami ionisasi luar biasa.
Setelah diteliti lebih lanjut, astronom mendapati bahwa sumber serangan adalah magnetar langka yakni SGR 1806-20 yang berada di sisi lain galaksi Bima Sakti.
Soft gamma ray repeaters (SGRs) ini terjadi saat medan magnet yang tengah terbelit berupaya untuk merapikan kembali dirinya dan memecah kerak magnetar tersebut. Akibatnya, terjadi lontaran energi dengan zona mematikan yang bisa mencapai beberapa tahun cahaya.
Magnetar sendiri punya medan magnet 1.000 kali lipat dibanding pulsar (bintang neutron bermedan megnet tinggi yang memancarkan radiasi elektromagnetik) biasa. Ia sangat kuat dan bisa mengakibatkan kehancuran apapun yang ada dalam jarak 1.000 kilometer di sekitarnya.
Inilah Gamma-ray Burst yang terdeteksi pada beberapa hari sebelumnya 19 Desember 2004 saat radiasi masih lemah (diggstatic.com)
“Satelit Swift didesain untuk menemukan lontaran yang tidak lazim,” kata Neil Gehrels, peneliti dari Goddard Space Flight Center, NASA, dikutip dari Daily Galaxy, Desember 2011. “Kita benar-benar terhantam telak dengan yang satu ini,” ucapnya.
Beruntung bagi Bumi, jarak sumber ledakan itu sangat jauh. Dan gamma-ray burst (GRB) berikutnya yang akan datang, kemungkinan hadir dari jarak ribuan tahun cahaya dari Bumi.
Fenomena seperti ini juga kemungkinan hanya terjadi satu kali dalam satu dekade. Artinya, GRB yang menghantam atmosfir Bumi pada tahun 2004 lalu merupakan kejadian yang sangat langka. (Daily Galaxy/umi/vivanews/icc.wp.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar