A-4 Skyhawk |
- Pembelian 32 pesawat A-4 Skyhawk dari Israel
Ⓜeninggalnya mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas)
Marsda Djoko Poerwoko di Brazil tanggal 9 Agustus 2011 pukul 22.30 saat kunjungan ke
Pabrik Super Tucano atas undangan pihak Embraer mengingatkan kita tentang banyak kisah.
Marsda Djoko merupakan salah satu penerbang tempur handal TNI AU. Berbagai jabata
Marsda Djoko merupakan salah satu penerbang tempur handal TNI AU. Berbagai jabata
pernah diembannya. Banyak pengalaman penerbang tempur yang satu ini. Dia pensiun
pada 30 September 2006.
Salah satu kisahnya yang menjadi kontroversi adalah saat mengikuti operasi Alpha. Inilah
Salah satu kisahnya yang menjadi kontroversi adalah saat mengikuti operasi Alpha. Inilah
operasi rahasia antara TNI dan Militer Israel untuk membeli 32 pesawat tempur A-4 Skyhawk,
melatih pilot Indonesia di Israel dan menyamarkan pesawat tempur itu agar bisa dibawa pulang.
Setelah mengirimkan teknisi, 10 Pilot TNI AU diberangkatkan ke Israel. Bahkan 10 pilot it
Setelah mengirimkan teknisi, 10 Pilot TNI AU diberangkatkan ke Israel. Bahkan 10 pilot it
u tidak tahu mereka akan diberangkatkan ke mana. Dalam buku autobiografinya, Menari
di Angkasa, Djoko Poerwoko menceritakan pengalamannya.
Memasuki tahun 1979, isu tentang bakal dilakukannya pergantian kekuatan pesawat-pesawa
- Operasi Alpha
Memasuki tahun 1979, isu tentang bakal dilakukannya pergantian kekuatan pesawat-pesawa
t tempur TNI AU sudah mulai bergulir. Hal ini sebenarnya wajar saja, mengingat kondisi
pesawat tempur F-86 dan T-33 memang sudah tua. Sehingga, kemudian pemerintah
harus mencari negara produsen yang bisa menjual pesawatnya dengan segera. Amerika
Serikat ternyata bisa memberikan 16 pesawat F-5 E/F Tiger II. Tetapi ini masih belum
cukup untuk mengisi kekosongan skadron - skadron tempur Indonesia.
Dari penggalian intelijen, Mabes ABRI ternyata kemudian mendapatkan berita, bahwa Israel
Dari penggalian intelijen, Mabes ABRI ternyata kemudian mendapatkan berita, bahwa Israel
bermaksud akan melepaskan armada A-4 Skyhawk yang mereka miliki. Indonesia dan
Israel memang tidak memiliki hubungan diplomatik. Tetapi pada sisi lain, pembelian armad
a pesawat tersebut akhirnya terus diupayakan secara klandestin, oleh karena pasti akan
menjadi polemik dalam masyarakat apabila tersiar di media massa.
Kerahasiaan tingkat tinggi sudah terlihat dari tata cara pemberangkatan personel. Saat kam
Kerahasiaan tingkat tinggi sudah terlihat dari tata cara pemberangkatan personel. Saat kam
i semua sudah siap untuk berangkat, tidak seorang pun tahu, kemana mereka harus pergi.
Operasi Alpha dimulai dengan memberangkatkan para teknisi Skadron Udara 11. Setelah
tujuh gelombang teknisi, maka berangkatlah rombongan terakhir yang terdiri dari sepuluh
penerbang untuk belajar mengoperasikan pesawat.
Sebagai tim terakhir, kami mendapat pembekalan secara langsung di Mabes TNI AU.
- Berikut catatan pilot yang di latih terbang di udara israel.
Sebagai tim terakhir, kami mendapat pembekalan secara langsung di Mabes TNI AU.
Awalnya hanya mengetahui bahwa para penerbang akan berangkat ke Amerika Serikat
untuk belajar terbang disana. Informasi lain-lain masih sangat kabur.
Setelah mengurus segala macam surat-surat dan beragam kelengkapan berbau “Amerika”,
Setelah mengurus segala macam surat-surat dan beragam kelengkapan berbau “Amerika”,
akhirnya kami berangkat menuju Singapura, dengan menggunakan flight garuda dari
Bandara Halim Perdanakusuma.
Kami mendarat pada senja hari di Bandara Paya Lebar, Singapura, langsung diantar menuju
Kami mendarat pada senja hari di Bandara Paya Lebar, Singapura, langsung diantar menuju
hotel Shangrila. Dihotel tersebut ternyata telah menunggu beberapa petugas intel dari
Mabes ABRI, berikut sejumlah orang yang masih asing dan sama sekali tidak saling dikenalkan
. Kami akhirnya mulai menemukan jawaban bahwa arah sebenarnya tujuan kami bukan ke
Amerika Serikat melainkan ke Israel. Sebuah negara yang belum terbayangkan keadaanny
a dan mungkin paling dibenci oleh masyarakat Indonesia.
Saat itu salah satu perwira BIA (Badan Intelejen ABRI, BAIS sekarang) yang telah
Saat itu salah satu perwira BIA (Badan Intelejen ABRI, BAIS sekarang) yang telah
menunggu segera mengambil semua paspor yang kami miliki dan mereka ganti dengan Surat
Perintah Laksana Paspor (SPLP). Keterkejutanku semakin bertambah dengan kehadiran
Mayjen Benny Moerdani, waktu itu kepala BIA, mengajak rombongan kami makan malam
. Dalam kesempatan tersebut beliau dengan wajah dingin dan kalimat lugas, tanpa basa - bas
i langsung saja mengatakan, ” Misi ini adalah misi rahasia, maka yang merasa ragu-ragu,
silahkan kembali sekarang juga. Kalau misi ini gagal, negara tidak akan pernah mengaku
i kewarganegaraan kalian. Namun, kami tetap akan mengusahakan kalian semua bisa kembali
dengan jalan lain. Misi ini hanya akan dianggap berhasil apabila sang merpati telah hinggap…”
Mendengar ucapan beliau, perasaanku langsung bergetar. Wah, ini sudah menyangkut
Mendengar ucapan beliau, perasaanku langsung bergetar. Wah, ini sudah menyangkut
operasi rahasia beneran mirip James Bond. Bahkan sekalanya lebih besar. Bagaimana mungk
in membawa satu armada pesawat tempur masuk ke Indonesia tanpa diketahui orang? Rasa
terkejut semakin besar, oleh karena kami bersepuluh kemudian langsung berganti identita
s yang mesti kuhapal diluar kepala saat itu juga.
Setelah acara makan malam, kami harus segera bergegas menuju Bandara Paya lebar dan
Setelah acara makan malam, kami harus segera bergegas menuju Bandara Paya lebar dan
terbang menuju Frankfurt dengan menggunakan Boeing 747 Lufthansa. Mulai detik itu,
kami tidak boleh bertegur sapa, duduk saling terpisah, namun masih dalam batas jarak pandang.
Begitu mendarat di Bandara Frankfurt, kami harus berganti pesawat lagi untuk menuju Bandar
Begitu mendarat di Bandara Frankfurt, kami harus berganti pesawat lagi untuk menuju Bandar
a Ben Gurion di Tel Aviv, Israel. Semakin aneh perjalanan, baru berdiri bengong karena masih jet
lag, tiba-tiba seseorang langsung menyodorkan boarding pass untuk penerbangan ke
Tel Aviv pada penerbangan berikutnya. Sampai di Bandara Ben Gurion, sesudah terbang sekitar
empat jam, aku pun turun bersama para penumpang lain dan teman-temanku. Saling pandang
dan cuma melirik saja, harus kemana jalan, mengikuti arus penumpang lain menuju pintu keluar.
Tetapi tanpa terduga, kami malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan, sebagai bagian
Tetapi tanpa terduga, kami malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan, sebagai bagian
dari operasi intelijen. Kami langsung ditangkap dan digiring petugas keamanan bandara. hanya
pasrah, oleh karena memang tidak tahu skenario apalagi yang harus dijalankan, yang ad
a hanya pasrah dengan hati berdebar.
Tamat riwayatku kini. Kubayangkan, betapa hebatnya agen rahasia Mossad yang dapat
Tamat riwayatku kini. Kubayangkan, betapa hebatnya agen rahasia Mossad yang dapat
dengan cepat mengendus penumpang gelap tanpa paspor, berusaha menyelundup masu
k ke negaranya. Meski dengan sopan si agen Mossad memperlakukan kita, tetap saja kami
berpikir buruk.
Kami semua akan langsung dideportasi atau dihukum mati minimal dipenjara seumur hidup.
Kami semua akan langsung dideportasi atau dihukum mati minimal dipenjara seumur hidup.
Sebab tidak ada bukti, siapa memberi perintah datang ke Israel. Sampai diruang bawah tanah,
perasaan kami tenang setelah melihat para perwira BIA yang dilibatkan dalam Operasi Alpha
. Kemudian baru aku tahu, kami memang sengaja diskenariokan untuk ditangkap dan justru
bisa lewat jalur khusus, guna menghindari public show apabila harus ke luar lewat jalur umum.
Kami langsung menerima brifing singkat mengenai berbagai hal yang harus diperhatikan
Kami langsung menerima brifing singkat mengenai berbagai hal yang harus diperhatikan
selama berada di Israel. Yang tidak enak adalah kegiatan sesudahnya yaitu sweeping segal
a macam barang bawaan yang berlabel made in Indonesia. Kami juga diajarkan untuk
menghapal sejumlah kalimat bahasa Ibrani, "Ani tayas mis Singapore" yang artinya aku
penerbang dari Singapura. Ada sapaan "boken tof" berarti selamat pagi dan "shallom" sebaga
i sapaan saat bertemu dengan kawan.
Semalam tidur dihotel, kami kemudian diangkut dalam satu mobil van menuju arah selatan
- Eliat, pangkalan udara rahasia
Semalam tidur dihotel, kami kemudian diangkut dalam satu mobil van menuju arah selatan
menyusuri Laut Mati. Setelah dua hari perjalanan, kami sampai dikota Eliat. Perjalana
n dilanjutkan kembali ditengah padang pasir, setelah melewati beberapa pos jaga, akhirnya
van masuk ke sebuah pangkalan tempur besar diwilayah barat kota Eliat.
Di Israel, pangkalan tidak pernah memiliki nama pasti. Nama pangkalan hanya berupa angka dan
Di Israel, pangkalan tidak pernah memiliki nama pasti. Nama pangkalan hanya berupa angka dan
bisa berubah. Bisa saja nama pangkalan itu adalah base number nine di hari tertentu, namun
esoknya bisa diganti dengan angka lain. Sesuai kesepakatan bersama, kami menyebut tempat
ini dengan Arizona, oleh karena dalam skenario awal kami memang disebutkan akan berlatih
terbang di Amerika.
Total waktu rencana pelatihan selama empat bulan. Selama itu para penerbang
Total waktu rencana pelatihan selama empat bulan. Selama itu para penerbang
melaksanan kegiatan pelatihan, dari ground school hingga bina terbang, agar mamp
u mengendalikan pesawat A-4 Skyhawk. Latihan terbang diawali dengan general flying
sebanyak dua jam, ditemani instruktur Israel. Setelah itu, kami semua sudah boleh
terbang solo. latihan kemudian dilanjutkan dengan pelajaran yang lebih tinggi tingkat
kesulitannya. kali ini kami harus mampu mengoperasikan pesawat A-4 Skyhawk sebagai alat perang.
Selama di Eliat, walau terjadi berbagai macam masalah, namun tidak sampai menggangg
Selama di Eliat, walau terjadi berbagai macam masalah, namun tidak sampai menggangg
u kelancaran latihan. Masalah utama tentunya bahasa, sebab tidak semua penerbang Israeli
Air Force (IAF) bisa berbahasa Inggris, sedangkan kami tidak diajari berbahasa Ibrani secar
a detail. Masalah lain adalah telalu ketatnya pengawasan yang diberlakukan kepada par
penerbang. Bahkan kami semua selalu dikawani satu flight pesawat tempur selama berlatih.
Pelajaran terbang yang efektif. Misalnya terbang formasi tidak perlu jam khusus tetapi digabung
Pelajaran terbang yang efektif. Misalnya terbang formasi tidak perlu jam khusus tetapi digabung
latihan lain seperti saat terbang navigasi atau air to air. sehingga dengan jam yang
hanya diberikan sebanyak 20 jam / 20 sorti, kami semua dapat mengoperasikan
A-4 Skyhawk sebagai Alutsista. Dalam siklus ini pula, aku pernah menembus sistem radar
Suriah dengan instruktur ku.
Latihan terbang kami berakhir tanggal 20 Mei 1980 dengan dihadiri oleh beberapa pejabat
Latihan terbang kami berakhir tanggal 20 Mei 1980 dengan dihadiri oleh beberapa pejabat
militer Indonesia yang semuanya hadir dengan berpakaian sipil. Kami mendapat brevet
penerbang tempur A-4 Skyhawk dari IAF.
Rasanya bangga, oleh karena kami dididik penerbang paling jago didunia. Namun
Rasanya bangga, oleh karena kami dididik penerbang paling jago didunia. Namun
kegembiraaan selesai pendidikan segera berubah sedih, oleh karena brevet dan ijasah
langsung dibakar didepan mata kami oleh para perwira BIA yang bertindak sebagai perwira
penghubung. kami dikumpulkan di depan mess dan barang - barang kami disita dan segera
dibakar. Termasuk brevet, peta navigasi, catatan pelajaran selama dipangkalan ini. Mereka
hanya berpesan, tidak ada bekas atau bukti kalau kalian pernah kesini. Maka hapalkan saj
a dikepala, semua pelajaran yang pernah diperoleh.
Selesai pendidikan di Israel, kami tidak langsung pulang ke Indonesia, namun diterbangkan dul
- Wing day di Amerika
Selesai pendidikan di Israel, kami tidak langsung pulang ke Indonesia, namun diterbangkan dul
u ke New York. semalam di New York, kemudian diajak ke Buffalo Hill di dekat air terjun Niagara
. Ternyata kami sengaja dikirim kesana untuk bisa melupakan kenangan tentang Israel.
Kami diberi uang saku yang cukup banyak menurut hitungan seorang Letnan Satu. Aku jug
Kami diberi uang saku yang cukup banyak menurut hitungan seorang Letnan Satu. Aku jug
a dibelikan kamera merek Olympus F-1 lengkap dengan filmnya dan diwajibkan mengambi
l foto-foto dan mengirim surat atau kartu pos ke Indonesia, untuk menguatkan alibi bahwa
kami semua benar-benar menjalani pendidikan terbang di AS. Akhirnya selama ada objek yang
menunjukkan tanda medan lokasi atau berbau AS, pasti langsung dipakai sebagai backgroun
d foto. Tidak terkecuali pintu gerbang hotel, nama toko bahkan sampai tong sampah bila ada
tulisan United State of America pasti dijadikan sasaran foto.
Aku dibawa lagi ke New York, para penerbang kemudian diberikan program tur keliling AS selama
Aku dibawa lagi ke New York, para penerbang kemudian diberikan program tur keliling AS selama
dua minggu, mencoba tidur di sepuluh hotel yang berbeda dan mencoba semua sarana
transportasi dari pesawat terbang hingga kapal.
Di Yuma, Arizona, kami telah diskenariokan masuk latihan di pangkalan US Marine Corps (USMC
Di Yuma, Arizona, kami telah diskenariokan masuk latihan di pangkalan US Marine Corps (USMC
), Yuma Air Station. Tiga hari dipangkalan tersebut, kami dibekali dengan pengetahuan
penerbangan A-4 USMC, area latihan dan mengenal instrukturnya.
Kami juga wajib berfoto, seakan-akan baru diwisuda sebagai penerbang A-4, sekaligus menerim
Kami juga wajib berfoto, seakan-akan baru diwisuda sebagai penerbang A-4, sekaligus menerim
a ijasah versi USMC. Ini sebagai penguat kamuflase intelijen, bahwa kami memang dididik di AS
. Salah satu foto wajib adalah berfoto di depan pesawat - pesawat A-4 Skyhawk USMC.
Sebelum pulang ke tanah air, aku juga mendapat perintah untuk menghapalkan hasil-hasil
Sebelum pulang ke tanah air, aku juga mendapat perintah untuk menghapalkan hasil-hasil
pertandingan bulu tangkis All England. Tambahannya, aku juga diharapkan menghapal
beberapa peristiwa penting yang terjadi di dunia, selama aku diisolasi di Israel. Pelajara
n mengenai situasi dunia luar tersebut terus diberikan, meskipun kami sudah berada di perut
pesawat Branif Airways dengan tujuan Singapura.
Tanggal 4 Mei 1980, persis sehari sebelum pesawat C-5 Galaxy USAF mendarat di Lanud Iswahyu
- Sang Merpati Hinggap
Tanggal 4 Mei 1980, persis sehari sebelum pesawat C-5 Galaxy USAF mendarat di Lanud Iswahyu
di, Madiun, mengangkut F-5 E/F Tiger II, paket A-4 Skyhawk gelombang pertama, terdiri dua
pesawat single seater dan dua double seater tiba di Tanjung Priok. Pesawat-pesawat
tersebut diangkut dengan kapal laut langsung dari Israel, dibalut memakai plastik
pembungkus, cocoon berlabel F-5. Dengan demikian, seakan-akan satu paket proyek
kiriman pesawat terbang namun diangkut dengan media transportasi berbeda.
Nantinya, ketika sudah kembali lagi di Madiun, kepada atasan pun kukatakan bahwa pelatihan
Nantinya, ketika sudah kembali lagi di Madiun, kepada atasan pun kukatakan bahwa pelatihan
A-4 di Amerika. Sebagai bukti kuperlihatkan setumpuk fotoku selama berada di Amerika. Ingin
melihat foto New York, aku punya. Mau melihat foto Akademe AU di Colorado, aku punya.
Karena percaya, atasanku di Wing-300 malah sempat berkata, “Saya kira tadinya kamu belaja
r A-4 di Israel, enggak tahunya malah di Amerika. Kalau begitu isu tersebut enggak benar ya?”
Last but not least, gelombang demi gelombang pesawat A-4 akhirnya datang ke Indonesi
Last but not least, gelombang demi gelombang pesawat A-4 akhirnya datang ke Indonesi
a setiap lima minggu, lalu semuanya lengkap sekitar bulan September 1980.
Saat F-5 datang ke Indonesia, ternyata masih belum dilengkapi dengan persenjataan
- Berprestasi Tapi Harus Menutup Diri
Saat F-5 datang ke Indonesia, ternyata masih belum dilengkapi dengan persenjataan
. Sedangkan A-4 justru sudah dipersenjatai dan langsung bisa digunakan dalam tugas-tuga
s operasional. Sehingga apa saja kegiatan TNI AU baik operasi maupun latihan selalu identik
dengan F-5, walau kadang-kadang yang melakukannya adalah pesawat A-4.
A-4 tetaplah A-4 dan samasekali bukan F-5. Kondisi serba rahasia bagi armada A-4
A-4 tetaplah A-4 dan samasekali bukan F-5. Kondisi serba rahasia bagi armada A-4
bertahan samapi perayaan HUT ABRI tanggal 5 Oktober 1980, dimana fly pass pesawat tempur
ikut mewarnai acara tersebut. Pesawat A-4 tampil bersama - sama F-5 dimana untuk
pertama kalinya pesawat A-4 dipublikasikan dalam event besar.
Setelah ini, sedikit demi demi sedikit mulailah keberadaan A-4 dibuka secara jelas. Tidak ada
Setelah ini, sedikit demi demi sedikit mulailah keberadaan A-4 dibuka secara jelas. Tidak ada
lagi tabir yang sengaja dipakai untuk menutupi keberadaan pesawat A-4 di mata rakyat
Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, hingga saat ini bahkan setelah A-4 digrounded pada tahun 2004
Sebagai informasi tambahan, hingga saat ini bahkan setelah A-4 digrounded pada tahun 2004
, Mabes TNI AU tidak pernah mengakui operasi alpha pernah terjadi.
A-4 Skyhawk TNI-AU (Foto Kaskus Militer) |
Saat itu Benny Moerdani yang mengatur langsung operasi Alpha. Tentu zamannya berbeda
. Kalau dulu dengan kekuasaan tak terbatas yang dimiliki, ABRI bisa melakukan upaya
semacam itu. Kalau sekarang tentu tidak bisa, karena menggunakan dana APBN, harus
ada pertanggung jawabannya. Lagipula operasi semacam ini tentu melanggar prinsip keterbukaan
. Belum lagi kerjasama dengan Israel, kalau dilakukan kini tentu Ormas - ormas Islam aka
n sangat keras menentang.
Berikut nomor Pesawat :
Sumber :
A-4E Skyhawk TNI Angkatan Udara (Foto Indoflyer) |
TA-4 - pesawat latih Skyhawk (Foto Indoflyer) |
Dua pesawat A-4 TNI AU sedang melaksanakan terbang
patroli
rutin. Jika diperhatikan warna cat dan logo TNI AU
merupakan colour scheme model low visibility. Warna
itu sengaja disamarkan agar tidak cepat terdeteksi oleh
musuh.
Warna low visibility juga tetap dipakai pada salah satu
A-4
yang akan di grounded.
Diberitakan bahwa TNI-AU pernah mengoperasikan
Diberitakan bahwa TNI-AU pernah mengoperasikan
sebanya
k 37 Skyhawk II tipe A-4E dan TA-4E (ex Angkatan Udara
Israel) hingga tahun 2003.
Berikut nomor Pesawat :
- 149978 = TT-0401
- 149979 = TT-0402
- 149986 = TT-0403
- 149987 = TT-0404
- 149998 = TT-0405
- 150010 = TT-0406
- 150025 = TT-0407
- 150042 = TT-0408
- unknown = TT-0409
- 150120 = TT-0410
- 150125 = TT-0411
- 152007 = TT-0412
- 152017 = TT-0413
- 152089 = TT-0414
Jenis TA-4H Skyhawk : - 157429 Constuct NO. 14078 in 1969 for IDF AF
- 157430 Constuct NO. 14079 in 1969 for IDF AF
Pesawat ini beroperasi dan termasuk Skadron 11 (SkU-11) di Lanud Hasanuddin, Ujung - Pandang.
Tahun 1981 A-4E 152013 = TT-0417, dikirim dari Israel menggantikan TT-0407. - Tahun 1982, Tambahan pembelian 16 pesawat A-4E Skyhawks dari Israel :
- 149664 = TT-0431
- 150003 = TT-0432
- 150015 = TT-0433
- 150087 = TT-0434
- 150027 = TT-0435
- 151028 = TT-0436
- 151072 = TT-0437
- 151079 = TT-0438
- 151098 = TT-0439
- 151110 = TT-0440
- 151189 = TT-0441
- 151989 = TT-0442
- unknown = TT-0443
- 152062 = TT-0444
- 152064 = TT-0445
- unknown = TT-0446
Pesawat jenis ini beroperasi pada awal tahun 1985 dan termasuk Skadron 12 (Sku 12) - di Lanud Pekanbaru, Propinsi Riau.Pada Bulan November 1992, TNI AU mengoperasikan
- 28 A-4E Skyhawks dalam 2 Skadron. Dua pesawat yang dibeli dari Amerika type
- TA-4Js, No 154315 and 158454, tahun 1999 setelah diupgare di New Zealand, beroperas
- i di bulan Oktober.
- TA-4J BuNo 154315 (AMARC 3A0708) = TL-0418
- TA-4J BuNo 158454 (AMARC 3A0754) = TL-0419
Pesawat Skyhawk tetap beroperasi di Skadron 11 sampai tahun 2004, yang akhirnya - digantikan dengan pesawat tempur dari Rusia Su-27SK / Su-30MK “Flanker”, tetapi sampa
- i tahun 2007 tetap digunakan sebagai pesawat latih.
- Kru : 1 (2 in TA-4J, TA-4F, OA-4F)
- Panjang : 40 ft 3 in
- Lebar sayap : 26 ft 6 in
- Tinggi : 15 ft
- Luas sayap : 259 ft²
- Airfoil : NACA 0008-1.1-25 root, NACA 0005-0.825-50 tip
- Bobot kosong : 10,450 lb
- Bobot tempur : 18,300 lb
- Bobot maksimum lepas landas : 24,500 lb
- Mesin : 1× Pratt & Whitney J52-P8A turbojet, 9,300 lbf (10,000+ USMC A-4M and OA-4M)
- Kec. maksimum : 585 kn (673 mph, 1,077 km/h)
- Jarak jelajah : 1,700 nmi
- Batas tertinggi servis : 42,250 ft
- Laju panjat : 8,440 ft/min
- Beban sayap : 70.7 lb/ft²
- Dorongan / berat : 0.51
- G - limit : -3/+8 g
- Senjata : 2 × 20 mm (0.79 in) Colt Mk 12 cannon, 100 rounds/gun
- Rudal : 4 × AIM-9 Sidewinder, AGM-45 Shrike ARM (anti-radiation misssiles), MBDA Exoce
- t, AGM-65 Maverick ASM (air-to-surface missiles), AGM-62 Walleye glide bomb, AGM-12
- Bullpup ASM (air-to-surface missiles)
- Bom : 9,900 lb (4,490 kg) on five external hardpoints, Rockeye Mk.20 Cluster Bomb Unit
- , Rockeye Mk.7/APAM-59 Cluster Bomb Unit, Mk.81 (250 lb/113 kg)
- and Mk.82 (500 lb/227 kg) general-purpose bombs, various tactical nuclear missiles
- and bombs, Mk.76 practice
- bombs
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar