Microchip ball
Microchip berukuran hanya sebesar kurang dari setengah inch (15 milimeter) akan ditanam di dalam bola yang kemudian akan memancarkan sinyal radio saat bola melampaui garis gawang. Sinyal tersebut akan ditangkap 12 antena yang ditempatkan di pojok-pojok lapangan yang kemudian dikirimkan kembali ke penangkap sinyal yang ada di tangan wasit dalam waktu kurang dari satu detik. Wasit hanya menggunakan teknologi ini bila ia merasa ragu untuk mengambil sebuah keputusan bila ada kontroversi tentang terjadi tidaknya sebuah gol. Bila bola melewati garis gawang, petunjuk di tangan wasit akan menunjukkan kata "Gol!" yang kemudian terekam oleh teknologi ini.
Anti Diving
Dalam sepak bola, diving tergolong permainan licik. Jika wasit tak jeli, maka sebuah pelanggaran atau penalti menjadi keuntungan tim yang melakukan diving. Masih banyak penyerang dunia lainnya yang sesekali berbuat curang serupa Torres.
Kini aksi licik Torres bisa terdeteksi lewat alat buatan para ahli Inggris. Alat kecil ini diletakkan diantara tumit dan mata kaki yang tidak mengganggu pemain. Hebatnya, sensor didalamnya mampu mendeteksi bentrokan kaki antara pemain. "Ada dua sensor yang mampu mendeteksi kecurangan pemain," kata Andy Shaw pembuat alat anti diving ini dalam Daily Mail, 8 April
Jeff Winter, mantan wasit Liga Premier mengatakan diving kini sudah menjadi bagian sepak bola. Tapi cara ini tidak adil dan tidak bermartabat. "Jika digunakan mampu meminimalisir kontroversi,"kata Jeff. Namun FIFA belum merespon penggunaan alat antidiving ini.
Sepatu Detektor
sepatu sepak bola yang sanggup mendeteksi keletihan dan ketidakberesan yang terjadi pada otot kaki. Diciptakan oleh perusahaan besar Adidas.Lagi-lagi chip yang berperan dalam teknologi ini. Chip ini mampu mendeteksi frekuensi dan gerakan otot kaki pemain dan akan memberikan sinyal jika ada perbedaan frekuensi dan pergerakan dari otot yang normal.Manfaat dari teknologi ini adalah di harapkan mampu mengurangi cedera yang sering menimpa para pemain. Otot yang tidak beres biasanya terjadi setelah sang pemain terkena sliding, terjatuh dan menendang dengan posisi dan langkah yang salah.
Dalam pertandingan, pemain yang terkena kondisi di atas biasanya tidak sadar dengan keadaan kakinya dalam waktu singkat. Bila mengalami benturan ringan, biasanya pemain bersikap acuh dan kembali bermain tanpa sadar kemungkinan efek yang ditimbulkan. Tapi sepatu ini bisa mendeteksi seberapa jauh efek yang ditimbulkan akibat benturan-benturan yang terjadi pada kaki tersebut sehingga bisa mencegah cedera yang cukup serius. Sehingga, teknologi ini bisa membantu pemain bila ada gejala-gejala akan cedera.
Techno Wear
Teknologi Techno wear sebenarnya awal penciptannya hanya untuk olahraga renang yang di pasang pada kostum renang namun akhirnya oleh mahasiswa bernama David Evans dari jurusan Desain Industri Universitas Northumbria yang dibantu pakar ilmu olahraga Liverpool John Moores University dibuat rancangan kostum sepak bola yang dapat memonitor tingkat hidrasi dan detak jantung pemain. Kostum "hi-tech" ciptaannya memakai bahan electro-textile sedangkan perangkat yang digunakan yaitu semacam sensor ECG yangg dapat merekam detak jantung berupa sinyal elektronik yang dipancarkan dengan gelombang radio/wireless ke perangakat komputer di tepi lapangan. Selain itu sensor juga dapat memonitor tingkat dehidrasi dan keletihan pemain dengan cara mengoleskan jelly silikon pada punggung pemain yang saat bereaksi dengan keringat memperlihatkan kondisi kelelahan dan tingkat dehidrasi.
David Evans menghasilkan ciptaannya tergerak dengan kejadian kematian pemain klub kesayangannya Manchester City: Marc Vivien-Foe asal Kamerun yang meninggal mendadak ketika tengah bertanding di tengah lapangan sepak bola. Kematian tiba-tiba Marc Vivien-Foe -yang diduga akibat kelelahan luar biasa dan atau serangan jantung yang tidak disadari baik oleh pemain sendiri maupun pelatih- sempat membuat heboh kompetisi Liga Premier Inggris yang memang termasuk salah satu kompetisi yang jadwal pertandingan padat luar biasa dan amat menguras kebugaran fisik para pemain
Hawk eye
Hampir sama dengan bola ber-microchip, hawk eye juga berfungsi untuk memastikan apakah bola sudah melewati garis gawang atau tidak. Teknologi hawk-eye bukan barang baru dalam dunia olahraga. Teknologi ini sudah diterapkan dalam olahraga tenis dan kriket.
Pada September lalu, pengembang teknologi telah melakukan sebuah pengujian. Hasilnya, teknologi ini mampu diaplikasikan secara akurat di sepak bola. Pengaplikasiannya sendiri menggunakan dua asisten wasit tambahan yang berposisi di belakang gawang untuk melihat keabsahan sebuah gol.Dengan adanya teknologi-teknologi ini, diharapkan tidak ada lagi kecurangan ataupun cedera yang menimpa pemain akibat faktor X
Dengan hal semua yang dilakukan oleh berbagai organisasi-organisasi sepak bola dunia, maka kita pun sebagai penonton juga harus bisa memberikan suara kita akan kekeliruan wasit dalam memutuskan suatu hal dalam sebuah pertandingan. Sebagai pencinta olahraga, kita juga harus memhami saat-saat wasit memang benar dalam memutuskan suatu kejadian dalam pertandingan. Jangan sampai kita terprovokasi akan keputusan wasit yang kita anggap tidsk benar. Bagaimnapun, wasit-lah yang memimpin pertandingan. Tetapi, saat-saat kita memang berhak mengeluarkan suara kita atas ketidakadilan wasit dalam menentukan kejadian dalam pertandingan, kenapa tidak?.
Oleh karena itulah, menurut penulis, teknologi harus bisa diterapkan dalam sebuah pertandingan sepak bola dimana pun. Supaya keadilan dalam pertandingan sepak bola bisa ditegakkan dengan setegak-tegaknya keadilan sebagaimana mestinya. Serta menghindari FIFA dan IFAB dari segala kritikan keras pecinta sepak bola dunia.
Spidercam
Spidercam adalah sistem yang memungkinkan film dan televisi kamera untuk bergerak baik secara vertikal dan horizontal di daerah yang telah ditentukan, biasanya lapangan bermain dari acara olahraga seperti lapangan sepak bola atau lapangan tenis. Nama Spidercam merupakan merek dagang. Perangkat spidercam, digunakan untuk menghasilkan view tiga dimensi atau 3D dalam pertandingan. Spidercam merupakan perangkat kamera yang mampu bergerak tanpa dibatasi oleh kendala di atas tanah. Kamera ini dengan mudah dan dengan tenang mengikuti perintah pilot atau operator. Teknologi inilah yang membuat penonton menjadi lebih dekat dengan lapangan, sehingga bisa melihat pergerakan pemain.
Pengoperasiannya menggunakan empat motor derek yang ditempatkan di setiap sudut lapangan. Operator menggunakan remote control untuk menggerakkan kamera yang dipasang pada kawat baja yang terhubung ke kamera carrier-gyro-stabil, atau dolly, dengan menggunakan sistem robot. Pergerakan bukan hanya pada kamera, tetapi juga pada penggeraknya. Hal inilah yang memungkinkan kamera mengambil angle atau sudut pengambilan gambar dari berbagai titik. Spidercam dilatih khusus oleh operator kamera yang bertanggung jawab atas semua masalah yang terjadi pada kamera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar